Tanggapan Dewan Soal Penanganan Stunting Bontang Paling Buruk di Kaltim

Longtime.id – Ketua DPRD Bontang Andi Faizal Sofyan Hasdam, menyoroti predikat Kota Bontang sebagai wilayah dengan penanganan stunting paling buruk di Kalimantan Timur oleh Pemrov Kaltim.
Dirinya meminta Pemkot Bontang untuk mengevaluasi program dan alokasi anggaran yang digelontorkan untuk penanganan stunting. Terlebih kucuran anggaran untuk penanganan stunting cukup tinggi. Bahkan pos belanja ini melekat hingga tingkat RT se-Kota Bontang.
“Ini sangat miris, karena program stimulan penanganan stunting masuk hingga tingkat RT. Tapi ternyata tidak berdampak maksimal,” ujar Andi Faiz belum lama ini.
Menurut dia, Pemkot terlalu berpuas diri dengan laporan internal selama ini yang memberikan catatan positif. Oleh karena itu, sindiran Pemprov Kaltim dengan perghargaan kota paling rendah atasi stunting harus menjadi bahan evaluasi pemerintah.
Namun saat penilaian lembaga luar justru mendapat hasil yang berbeda. Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan melalui Survei Kesehatan Indonesia (SKI), pada 2023 lalu mendapati angka stunting Bontang paling tinggi di Kaltim. Posisi Bontang paling tinggi dengan kenaikan prevalansi stunting 6,4 persen.
“Pemkot selama ini kan selalu berkaca sama diri sendiri, makanya selalu klaim penanganan stuntingnya terbaik. Tapi faktanya, ketika dinilai pihak luar ternyata yang paling rendah,” ungkapnya.
Dirinya berhatap Pemkot Bontang kedepan harus memaksimalkan upaya dalam penanganan stunting, sehingga secara perlahan angka prevalensi bisa terus di tekan dengan lebih optimal.
“Ini yang kami tekankan, agar Pemerintah lebih serius mengatasi persoalan stunting kedepan,” kata Andi Faiz.(*)