Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Tinggi, Ketua DPRD Kaltim Dorong Pemerataan Penanganan hingga Wilayah Terpencil

Longtime.id – Ketua DPRD Kalimantan Timur, Hasanuddin Mas’ud, menyatakan keprihatinannya terhadap tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, khususnya di Kota Samarinda. Ia mendorong adanya pemerataan pendataan dan penanganan kasus hingga ke wilayah-wilayah terpencil.
“Angka kekerasan di Samarinda mungkin lebih tinggi karena faktor eksposur, banyak kasus di daerah terpencil mungkin tak terlaporkan,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya membangun sistem perlindungan yang lebih responsif dan menyeluruh, dengan melibatkan pemerintah daerah, aparat hukum, serta peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan penanganan kasus.
“Kita tak boleh hanya fokus pada daerah dengan kasus menonjol, sistem perlindungan harus diperkuat di seluruh Kaltim,” ucap Hamas.
Bahkan, data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) menunjukkan, sepanjang 2024 terdapat 1.002 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kaltim. Kota Samarinda mencatat jumlah tertinggi, yaitu 175 kasus terhadap anak dan 103 kasus terhadap perempuan.
Tren ini terus berlanjut. Hingga 5 Mei 2025, tercatat 341 kasus kekerasan di Kaltim, dengan Samarinda kembali mencatat angka tertinggi: 82 korban anak usia 13–17 tahun dan 62 korban perempuan usia 25–44 tahun.
Sebagian besar kekerasan terjadi dalam rumah tangga. Pada 2024, Kota Samarinda melaporkan 83 kasus kekerasan terhadap anak dan 74 kasus terhadap perempuan di ranah domestik. (Adv/Sb/Mam/DPRDKaltim)