Damayanti Serukan Sinergi dan Pendidikan Seksual Dini untuk Tekan Kekerasan di Kaltim

Longtime.id – Tingginya angka kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak di Kalimantan Timur mendorong Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Damayanti, untuk menyerukan perlunya sinergi dalam penanganan masalah ini.
Damayanti menekankan bahwa upaya pencegahan tidak bisa dilakukan hanya oleh satu pihak. Perlu keterlibatan aktif dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan.
“Angka kekerasan yang tinggi sangat memprihatinkan. Jangan ragu melaporkan, karena ini bukan aib,” jelasnya.
Ia juga menyoroti maraknya kasus kekerasan dan pelecehan yang terjadi di lingkungan perguruan tinggi sebagai indikator kuat bahwa pendidikan seksual sejak usia dini sangat penting.
Sebagai informasi, data dari Simfoni Perlindungan Perempuan dan Anak menunjukkan tren kenaikan yang cukup mengkhawatirkan. Pada tahun 2021 tercatat 551 kasus, tahun 2022 tercatat 945 kasus, tahun 2023 tercatat 1.108 kasus dan pada data terakhir pada 31 Juli 2024 tercatat 569 kasus.
Mengatasi pandangan tabu tentang pendidikan seksual, Damayanti berencana membuat kurikulum khusus untuk anak usia dini guna mencegah kekerasan.
“Anak-anak harus tahu batasan, mana yang boleh disentuh dan mana yang tidak. Ini penting untuk memberikan pegangan bagi mereka, sehingga bisa melindungi diri dari kekerasan sejak dini,” ungkapnya.
Damayanti mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif mencegah kekerasan dengan meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan kejadian.
“Kadang kasus-kasus kekerasan yang tidak dilaporkan itu ibarat gunung es. Kalau semakin banyak masyarakat sadar untuk melapor, maka angka kasus mungkin terlihat meningkat, tapi ini menunjukkan adanya kesadaran untuk mengatasi masalah,” pungkasnya. (Adv/Sb/Mam/DPRDKaltim)