ADVERTORIALBERITASAMARINDA

Anggota DPRD Kaltim Agiel Suwarno Sebut Ada Kesalahan Prediksi dalam Pembangunan Stadion Palaran

Anggota DPRD Kaltim Agiel Suwarno. (istimewa)

Longtime.id – Bila ditanya, apa stadion terbesar di Kalimantan Timur (Kaltim)? masyarakat Benua Etam akan menjawab Stadion Palaran.

Ya, Stadion Palaran merupakan yang terbesar di Kaltim. Bahkan stadion yang rampung pada 2008 itu menempati urutan kedua stadion terbesar di Indonesia setelah Gelora Bung Karno (GBK).

Sayangnya, besarnya Stadion Palaran tak sebanding dengan perawatannya. Hasilnya, Stadion yang jadi saksi kemegahan PON XVII di Kaltim itu jadi tak terurus.

Hal ini lalu mendapat keprihatinan banyak pihak. Salah satunya, Anggota DPRD Kaltim, Agiel Suwarno.

Stadion Palaran dibangun saat Kaltim didaulat menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII 2008.

Diketahui, pembangunan stadion tersebut dimulai pada tahun 2006. Tidak tanggung-tanggung, biaya yang digelontorkan Pemprov Kaltim untuk pembangunan stadion ini menelan angka yang cukup fantastis, Rp 800 miliar.

“Dulu itu kan stadion Palaran disiapkan untuk menghadapi PON kan, karena kita tuan rumah, gitu. Anggarannya banyak sekali tu, apalagi lahannya luas,” tutur Agiel Suwarno, Kamis (2/11/2023).

Saat dicecar pertanyaan terkait prediksi Pemprov Kaltim mengenai pemanfaatan jangka panjang stadion itu, dirinya bilang tidak mengetahui pasti.

Namun, setahu Agiel, selain Pemprov kurang memikirkan keberlanjutannya, stadion yang pernah jadi markas Persiba Balikpapan dan Persisam Putra Samarinda itu memang dipersiapkan untuk PON dan tempat aktivitas olahraga masyarakat.

“Ya memang mungkin pada saat itu, saya tidak tahu konsep yang kebelakangnya bagaimana, tetapi pada saat itu memang dipersiapkan untuk meghadapi PON,” terang Agiel.

“Namun dalam perjalanannya, ternyata kan setelah PON setop sama sekali kegiatan di sana. Nah itu yang tidak dipikirkan,” sambungnya.

Ditambahkan Agiel, stadion dengan arsitektur canggih yang digunakan dalam pekan olahraga itu, harus difungsikan secara kreatif.

“Mestinya itu bisa dijadikan basecamp kesebelasan sepak bola, atau dijadikan apalah di sana. Sehingga walaupun tidak ada even yang besar seperti PON, ya tetap eksis kan. Ternyata kan tidak. Nah ini harus dipikirkan ke depan,” imbuhnya.

Saat ditanyai soal adanya kesalahan Pemprov Kaltim mengenai ketidakmampuan memprediksi, Agiel mengiyakan.

“Oh ya. Memang terjadi kesalahan itu. Kan evennya hanya sekali tu, PON. Setelah itu kan langsung mangkrak. Itu yang tidak dipikirkan,” katanya.

Lebih jauh, Anggota Komisi III DPRD Kaltim itu juga prihatin dengan anggaran fantastis yang digelontorkan dalam pembangunan tersebut. “Sayang kan, aset yang nilainya luar biasa besar itu jadi mangkrak,” pungkas Agiel. (tya/adv)

Print Friendly, PDF & Email

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
@media print { .stream-item-above-post } }