Darlis Pattalongi: Banjir di Samarinda Bukan Sekadar Bencana, Tapi Krisis Tata Kelola Lingkungan
Longtime.id – Banjir yang melanda Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, telah memberikan dampak signifikan. Puluhan rumah warga terendam, sementara akses utama di Jalan HM Rifadin lumpuh total akibat genangan air yang tinggi.
Situasi ini mendapat sorotan dari Sekretaris Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Muhammad Darlis Pattalongi. Ia menegaskan bahwa banjir yang terjadi bukan sekadar bencana tahunan, melainkan pertanda adanya krisis serius dalam tata kelola lingkungan di daerah tersebut.
Menurutnya, fenomena banjir tidak bisa hanya dikaitkan dengan cuaca ekstrem. Ia menilai bahwa masalah sistem drainase kota yang sudah usang, serta aktivitas pertambangan yang intensif di wilayah hulu turut memperparah situasi.
“Debit air meningkat drastis, tapi sistem drainase kita masih warisan puluhan tahun lalu. Ketimpangan ini berbahaya dan harus diselesaikan secara sistemik,” jelasnya.
Selain itu, Darlis juga menyoroti lemahnya respons darurat dari pemerintah. Warga terdampak di Loa Janan Ilir kini harus bergantung pada dapur umum dan bantuan darurat, yang menurutnya seharusnya bisa diantisipasi lebih baik.
Ia mengingatkan bahwa Samarinda adalah ibu kota provinsi, pusat ekonomi dan pemerintahan, yang semestinya memiliki sistem penanggulangan bencana yang lebih tangguh dan terencana,
“Sudah saatnya kita berhenti menyalahkan hujan. Kita harus lihat akar masalah, pembukaan lahan, kerusakan hulu, sistem air yang buruk, dan pembangunan yang tak ramah lingkungan,” sebutnya.
Sebagai solusi, Darlis mendorong dilakukannya evaluasi menyeluruh terhadap izin pertambangan, penguatan sistem drainase, serta pembangunan infrastruktur pengendali banjir seperti waduk dan kolam retensi.
Terakhir, ia mengusulkan pembentukan tim lintas sektor yang melibatkan akademisi, aktivis lingkungan, serta dinas teknis, untuk menyusun solusi berbasis data dan berkeadilan ekologis. (Adv/Sb/Mam/DPRDKaltim)
