ADVERTORIALBERITABONTANG

Sitti Yara dan Suami Kompak Kenakan Baju Bodo Khas Bugis Sulawesi Selatan dalam Gelaran BCC 2024

Longtime.id — Wakil Ketua DPRD Bontang, Sitti Yara, menghadiri Bontang City Carnival (BCC) 2024 di Simpang 3 MH Thamrin, Kelurahan Bontang Baru, Sabtu (19/10/2024). Dalam pagelaran budaya itu, Sitti Yara tampil memukau dengan mengenakan pakaian khas bugis, yakni baju bodo.

Sitti Yara tampil dengan baju bodo berwarna biru tua, lengkap dengan aksesoris pelengkap baju ada khas bugis Sulawesi Selatan itu, seperti kalung dan hiasa konde (bando). Dalam kesempatan itu, Sitti Yara juga ditemani sang suami, Firman, yang kompak mengenakan baju khas bugis.

“Kompakan pakai baju khas bugis tahun ini,” kata Sitti Yara kala ditemui seusai BCC.

Politikus PKB itu bilang, sejak duduk di DPRD, dia selalu mengenakan pakaian adat berbeda tiap BCC. Tahun sebelumnya ia mengenakan baju adat khas Bontang, tahun ini khas bugis Sulawesi, dan tahun depan, rencananya, khas Sumatera.

“Jadi beda-beda tiap tahun. Ini mungkin upaya kecil kami untuk merayakan betapa beragam dan indahnya kebudayaan Indonesia yang direpresentasi melalui pakaian adatnya ini,” bebernya.

Sitti Yara mengatakan, mengenakan baju adat khas suku atau daerah bukan saja sebagai pengingat betapa beragam, indah, dan berkarakternya kebudayaan di Indonesia. Ini juga sebagai pengingat bahwa seluruh elemen bangsa, khususnya anak muda, mesti bangga dan merawat kebudayaan warisan Indonesia. Kemewahan dan keberagaman budaya Indonesia, yang salah satunya terepresentasi melalui baju adat, tidak semua bangsa miliki. Itu, kata dia, wajib dirayakan, dibanggakan, dan dirawat.

“Baju adat ini cuma salah satu contoh betapa beragam dan indahnya warisan budaya yang bangsa kita miliki. Kita semua, wajib menjaga dan bangga untuk itu, ” tandasnya.

Adapun, dalam BCC tahun ini mengusung tema “Kreativitas Bontang Istimewa, Budaya Nusantara Maju, dan Melestarikan Budaya Indonesia.” Tema ini diusung untuk merayakan keberagaman di Bontang, yang kerap kali dianggap sebagai miniatur Indonesia lantaran orang dari berbagai suku, agama, hidup bersama dalam damai dan harmoni.

Berbeda dari tahun sebelumnya, BCC tahun ini bukan saja menghadirkan defile dan pameran budaya. Tapi juga, penampilan 2.300 penari jepen yang kesemuanya adalah siswa-siswi dari sejumlah sekolah di Bontang. (Adv/DPRD Bontang)

Print Friendly, PDF & Email

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
@media print { .stream-item-above-post } }