Antisipasi Masuknya Narkoba, Agus Haris Minta Gencarkan Pengawasan di Gerbang Selamat Datang
Longtime.id – Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris khawatir Bontang menjadi pintu masuk bagi peredaran narkoba. Dimana jalur laut masih menjadi pilihan utama masuk, sehingga diharap pengawasan dan penjagaan di Pelabuhan Loktuan menjadi program prioritas pemerintah.
Hal ini melihat kasus peredaran narkoba di Bontang kian hari makin menjadi, sehingga pemerintah dan aparat penegak hukum diminta kolaborasi mengawasi serta menindak aktivitas narkotika di wilayah hukum Bontang.
“Data terbaru, selama bulan Juli sudah 114 gram sabu yang berhasil diamankan petugas. Jumlah tersebut bisa lebih besar beredar di masyarakat,” ujar Agus Haris.
Menurutnya, salah satu upaya yang harus digalakkan untuk melumpuhkan pergerakan barang haram tersebut, mencari dari mana asalnya. Apakah di Bontang atau Kalimantan Timur memiliki tempat produksi atau didatangkan dari luar provinsi.
Jika peredarannya masuk melalui jalur laut, maka pihak berwajib mesti memperketat penjagaan di laut ataupun di pelabuhan. Baik pelabuhan di Kota Taman maupun di sepanjang pelabuhan Kal-Tim.
“Bukan hanya di pelabuhan Bontang tapi se-Kaltim. Seluruh instansi diharap bisa bekerjasama perketat penjagaan jalur laut,” tambah Agus Haris.
Begitupun bila peredarannya melalui jalur darat, Badan Narkotika Nasional (BNN) hingga Kepolisian bisa melakukan penjagaan di wilayah yang berpotensi menjadi pintu masuknya napza.
“Kalau di Bontang, bisa rutin dilakukan razia di Tugu Selamat Datang, simpang Kusnodo. Periksa satu per satu kendaraan yang masuk. Misalnya narkoba yang beredar di Bontang datangnya dari Samarinda atau daerah lainnya di Kaltim bisa langsung komunikasi ke wilayah itu. Dan itu harus diambil alih Gubernur,” tuturnya.
Selain itu, ia meminta pemerintah menggelontorkan anggaran untuk menambah jumlah personel kepolisian yang ditugaskan. Semakin banyak petugas, menurutnya pengedar pun akan berfikir untuk beraksi.
“Saya harap pemerintah tidak hanya sekedar mengucapkan narkoba musuh bersama, tetapi juga berusaha bagaimana agar barang ini tidak beredar lagi di Kaltim,” pungkasnya.(*)