Upaya Penurunan Stunting di Kutim: Posyandu Garda Terdepan, Pelayanan Prima Kunci Sukses
Longtime.id – Penurunan angka stunting di Kutai Timur (Kutim) menjadi angin segar bagi upaya kesehatan masyarakat. Wakil Ketua DPRD Kutim, Arfan, mengapresiasi pencapaian ini dan mendorong optimalisasi pelayanan kesehatan, khususnya di wilayah pelosok.
Menurut politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) ini, Posyandu memegang peran krusial dalam pencegahan stunting sejak dini. “Posyandu merupakan garda terdepan dalam memberikan asupan gizi bagi ibu hamil dan balita. Fasilitas kesehatan ini perlu dimaksimalkan,” tegasnya.
Arfan optimistis bahwa angka stunting di Kutim dapat terus ditekan dengan strategi yang tepat. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim menunjukkan penurunan signifikan dalam tiga tahun terakhir. Dari 27,5 persen di tahun 2021, angka stunting turun menjadi 24,7 persen di tahun 2022, dan 17 persen di tahun 2023.
Upaya kolaboratif pun digagas Arfan. Ia mendorong komunikasi intens antara legislatif, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan tingkat bawah. “Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat Kutai Timur,” jelasnya.
Lebih lanjut, Arfan menekankan pentingnya pelayanan prima bagi seluruh pasien. “Tidak hanya untuk stunting, tapi juga untuk semua jenis penyakit,” tegasnya.
Ia pun menyinggung soal Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Menurutnya, pemerintah daerah telah menggelontorkan anggaran yang cukup untuk penanganan kesehatan. “Sehingga tidak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak hidup sehat,” sambungnya.
Penanganan stunting di Kutai Timur menunjukkan komitmen kuat pemerintah pusat dan daerah. Dengan optimalisasi Posyandu, pelayanan prima, dan edukasi berkelanjutan, diharapkan angka stunting di Kutim dapat terus ditekan dan generasi penerus bangsa tumbuh dengan sehat dan kuat. (Red)