Jelang Pemilu 2024, Anggota DPRD Kaltim Beberkan Bahaya Politik Identitas
Anggota DPRD Kaltim, Baharuddin Demmu. (istimewa)
Longtime.id – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 bakal berlangsung pada 14 Februari tahun depan. Untuk itu, para partai politik (Parpol) sedang memanaskan mesin politik.
Tak hanya itu, para calon anggota legislatif (Caleg) juga berlomba mengkampanyekan dirinya kepada masyarakat.
Fenomena ini ditanggapi, Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Baharuddin Demmu. Dia berpesan kepada seluruh pihak yang terlibat, terutama calon legislatif atau caleg agar bersikap dewasa dalam berpolitik.
“Jangan kampanyekan politik identitas. Tapi yang dikampanyekan adalah politik gagasan,” papar Demmu, Selasa (07/11/2023).
Dia menjelaskan politik identitas dapat melahirkan konflik berkepanjangan. Karena itu, dia menyampaikan agar dalam gelanggang politik yang lahir nantinya adalah politik bergagasan dan harmonis.
“Jadi orang mau nyaleg, supaya tidak rusuh kan ya. Misalnya saya orang bugis nih, masuk di kampung Jawa, atau masuk di kampung Bugis, jangan pake bahasa orang Bugis, bahwa harus pilih orang Bugis. Nggak boleh itu. Tapi yang kita harapkan adalah bagaimana para kandidat ini dalam rangka bersosialisasi nanti ke rakyat mengedepankan poltiik gagasan,” tegasnya.
“Yang harus disampaikan mengenai politik, bahwa apa manfaat memilih pemimpin, apa yang bisa didapatkan oleh rakyat. Jadi jangan memunculkan sukuisme, rasisme, atau ideologi agama tertentu, karena kenapa, nanti itu punya potensi terjadi gesekan-gesekan di tengah masyarakat,” sambungnya.
Lebih jauh, legislator PAN itu menyinggung soal money politik yang telah berakar di tengah masyarakat. Karena itu, dirinya menitip pesan ke Bawaslu agar lebih serius menangani rahasia umum ini.
Tak hanya itu, dirinya mengingatkan agar Aparatur Sipil Negara (ASN) dan juga kepala daerah termasuk TNI dan Polri untuk menjaga netralitsnya dalam situasi politik hari ini.
“Ini juga soal money politk, Bawaslu juga harus jeli, karena politik uang ini marak ini, jangan pake diduga lagi. Bukan diduga, politik uang berjalan hari ini di kampung-kampung. Saya tidak mau menduga karena memang saya melihat fakta. Na ini bagaimana?,” jelasnya.
“Masalah ini, jangan sampai juga membuat kekacauan. Kita berharap pemilu ini harmonis dan bergembira. Jangan lagi intervensi-intervensi rakyat terhadap pilihan. Sekali lagi saya ingatkan, terutama ASN, Kepala daerah, teman-teman TNI Polri, kepala desa, camat, nertral lah dalam hal ini. Jangan lagi menggiring-giring,” sambungnya.
Dia juga mengungkapkan bahayanya bila ASN, Kepala Desa, TNI dan Polri menggiring masyarakat untuk memilih calon tertentu.
“Itu bahaya, karena kenapa, jabatan mereka itu menggunakan APBD untuk menggiring, kan mereka digaji pake uang rakyat toh ? Kalau mereka tetap mau menggiring, berhenti jadi ASN. Kalau kepala dinas masih menggiring-giring kasi tahu saya, supaya saya minta berhenti aja bos,” tegasnya.
“Kalau mau, ya kamu nyaleg aja. Jangan giring-girng lah. Nanti ada yang pukulin rame-rame kan susah tu. Kan jelas, bantuan aja sekarang ini kadang hanya disalurkan sesuai dengan keinginan partainya, calegnya lagi yang bagi. Itu nggak boleh tu, karena dia bukan Anggota Dewan to?” tambahnya dengan tegas.
Dia juga menyarankan kepada ASN agar tidak menambah-nambah dosanya. Alasannya, kata Demmu, mereka telah disumpah agar netral dalam politik.
“ASN juga supaya tidak menambah dosanya jangan ikut berpolitik lah. Karena kalau dia ikut berpolitik ya mereka kan sudah disumpah oleh UU dan netral dalam dunia politik ini. Nanti kalau mati, mereka dimintai pertanggungjawabannya kenapa kamu berpihak begini sementara kamu sudah bersumpah tidak berpihak? Kan gitu to?” terangnya.
“Jadi saya bilangi ke teman-tema saya yang ASN, supaya kalian tidak tambah dosanya, saya mohon jangan terlibat dalam politik praktis,” pungkasnya. (tya/adv)