Disdikbud Bontang Targetkan Semua Sekolah Jadi Inklusi demi Kesetaraan Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Longtime.id – Dalam upaya menciptakan pendidikan yang merata dan inklusif bagi semua siswa, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang berencana mendorong semua sekolah di wilayahnya untuk menjadi sekolah inklusi. Hal ini bertujuan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh siswa untuk belajar dalam lingkungan yang terbuka dan saling mendukung.
Kepala Disdikbud Kota Bontang, Bambang Cipto Mulyono, menyebut bahwa saat ini Bontang baru memiliki tiga sekolah inklusi, yakni di SMP Negeri 2, SD Negeri 03, dan SD Negeri 010. Meski demikian, Bambang berharap ke depan seluruh sekolah di Bontang dapat mengadopsi konsep pendidikan inklusi.
“Ke depannya, harapannya semua sekolah bisa menjadi sekolah inklusi. Konsep inklusi ini bukan hanya soal fasilitas, tapi lebih pada filosofi dan pola pikir yang harus dimiliki oleh seluruh warga sekolah,” ujar Bambang saat diwawancarai, Selasa (12/11/2024).
Pentingnya Filosofi dan Pola Pikir Inklusif
Menurut Bambang, memahami filosofi dan pola pikir inklusi sangat penting dalam penerapan konsep ini. Sekolah inklusi bukan hanya tentang menyiapkan sarana untuk ABK, tetapi juga membentuk lingkungan yang menerima dan mendukung keberagaman siswa.
“Sekolah inklusi harus bisa menciptakan suasana belajar di mana semua anak, baik yang berkebutuhan khusus maupun yang tidak, dapat belajar bersama dalam satu ruang yang sama. Hal ini penting untuk membangun budaya saling menghargai dan mendukung di antara siswa,” tambahnya.
Disdikbud Bontang kini tengah berupaya menyamakan persepsi dan pemahaman terkait konsep sekolah inklusi, terutama di kalangan guru dan tenaga pendidik. Sosialisasi akan dilakukan agar seluruh satuan pendidikan siap menerima dan mendampingi siswa dengan kebutuhan khusus.
Persiapan Sosialisasi dan Implementasi
Sebagai langkah awal, Bambang menjelaskan bahwa Disdikbud akan mengadakan sosialisasi kepada seluruh sekolah di Bontang untuk memperkenalkan konsep inklusi secara menyeluruh. Dengan begitu, ketika ada siswa ABK yang masuk ke sekolah reguler, pihak sekolah dapat memberikan layanan yang sesuai dan tanpa diskriminasi.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap satuan pendidikan dan warga sekolah paham betul apa itu sekolah inklusi. Dengan sosialisasi ini, kami berharap para guru dan staf sekolah sudah siap menghadapi siswa dengan kebutuhan khusus dan dapat memberikan layanan pendidikan yang setara,” jelas Bambang.
Menjadikan Bontang Sebagai Kota Inklusi
Langkah-langkah yang diambil oleh Disdikbud Bontang ini bertujuan tidak hanya untuk membangun sekolah yang inklusif, tetapi juga untuk membentuk masyarakat yang lebih terbuka terhadap perbedaan dan menghargai keberagaman individu. Bambang menekankan pentingnya peningkatan kesadaran inklusi, baik di lingkungan sekolah maupun dalam masyarakat secara umum.
“Kami ingin Bontang menjadi contoh dalam penerapan pendidikan inklusi yang berkualitas. Dengan langkah-langkah ini, kami berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih adil dan inklusif bagi semua siswa,” tutup Bambang.
Upaya Disdikbud ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, yang menilai bahwa langkah menuju pendidikan inklusi adalah bagian penting dalam menciptakan sistem pendidikan yang setara, di mana semua siswa dapat berkembang sesuai dengan potensi mereka tanpa memandang keterbatasan fisik atau mental. (Adv/Disdikbud Bontang)