Pengangguran Lulusan SMK dan Mahasiswa Jadi PR Serius, Damayanti Soroti Kualitas Pendidikan Vokasi

Longtime.id – Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Damayanti, menyoroti masih tingginya angka pengangguran, khususnya di kalangan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan mahasiswa. Menurutnya, persoalan ini menjadi pekerjaan rumah (PR) serius yang harus segera ditangani oleh pemerintah daerah.
Ia mengakui bahwa kinerja pemerintahan saat ini belum dapat sepenuhnya diukur, mengingat masa jabatan yang masih tergolong singkat.
“Kalau bicara angka pengangguran, kita ini baru 100 hari ya. Tidak bisa serta-merta langsung dilihat kinerjanya,” jelasnya.
Damayanti menjelaskan bahwa kebijakan yang berjalan saat ini masih mengacu pada struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang disusun oleh pemerintahan sebelumnya. Hal itu, menurutnya, turut memengaruhi ruang gerak Gubernur dalam merumuskan kebijakan baru.
“Anggaran APBD 2025 itu yang ketok kan di periode sebelumnya. Pastinya akan ada perubahan-perubahan yang berkaitan dengan hal itu,” ucapnya.
Meski begitu, dirinya tetap optimistis terhadap program-program Gubernur Kaltim yang dianggap mampu menyentuh kebutuhan masyarakat secara langsung. Ia berharap visi dan misi kepala daerah bisa terealisasi dengan baik dan memberikan dampak positif.
“Kita doakan saja, mudah-mudahan apa yang menjadi visi-misi Bapak Gubernur bisa berjalan maksimal. Karena kalau kita lihat program beliau itu luar biasa, bisa langsung menyentuh masyarakat,” harapnya.
Namun, ia juga mengingatkan kondisi perekonomian daerah saat ini masih belum sepenuhnya pulih.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa kondisi ekonomi daerah yang belum sepenuhnya pulih menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan program prioritas, termasuk di sektor pendidikan.
Salah satu program yang menjadi sorotannya adalah pendidikan gratis. Damayanti menegaskan bahwa pembebasan biaya tidak cukup, melainkan harus dibarengi dengan peningkatan kualitas fasilitas dan kompetensi tenaga pendidik.
“Memang benar, gratis itu tidak hanya sekadar gratis. Baik itu pembiayaan sekolah, tapi juga harus dibarengi dengan fasilitas yang memadai,” tuturnya.
“Tapi lagi-lagi, apakah setelah gratis kualitas anak-anak kita bisa bersaing? Ini kan PR bersama,” sambungnya.
Ia menekankan pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan vokasi dan perguruan tinggi agar lulusan memiliki daya saing dan mampu menjawab kebutuhan dunia kerja.
“Makanya penting kualitas, tidak hanya dari sarana-prasarana, tapi juga dari tenaga pendidik. Ini yang perlu kita perhatikan bersama,” pungkasnya. (Adv/Sb/DPRDKaltim)



