Ismail Latisi Dorong Pemerintah Prioritaskan Ambulans di Wilayah Pinggiran Samarinda
Samarinda – Ketersediaan ambulans di wilayah pinggiran Kota Samarinda menjadi sorotan Anggota DPRD Samarinda, Ismail Latisi. Ia menilai distribusi kendaraan layanan darurat tersebut belum merata, terutama di kelurahan-kelurahan yang berjarak jauh dari pusat layanan kesehatan.
Ismail menyampaikan, kelurahan seperti Bantuas dan Makroman menjadi contoh nyata daerah yang kerap terkendala dalam hal akses layanan kesehatan cepat, termasuk saat kondisi darurat.
“Kalau masyarakat merasa ini kebutuhan mendesak, maka harus segera direspons. Kita tidak bisa samaratakan semua wilayah, karena kebutuhan tiap daerah berbeda,” kata Ismail kepada wartawan, Selasa (1/7/2025).
Ia menilai keberadaan ambulans di tingkat kelurahan sangat penting, bukan hanya untuk kebutuhan evakuasi pasien sakit, tetapi juga bisa difungsikan sebagai kendaraan jenazah di lingkungan yang belum terjangkau rumah sakit.
“Selama ini masyarakat harus menunggu ambulans dari rumah sakit, yang bisa memakan waktu. Dalam kondisi darurat, ini sangat berisiko,” jelasnya.
Menurut politisi tersebut, ambulans kelurahan yang dikelola oleh warga atau lembaga lokal bisa menjadi solusi karena biasanya tidak membebani warga dengan biaya tinggi.
“Kalau dari rumah sakit kan kadang berbayar. Tapi kalau kelurahan punya sendiri, pengelolaannya bisa lebih fleksibel dan terjangkau,” ujarnya.
Ismail juga menekankan bahwa fungsi ambulans idealnya tidak berhenti sebagai kendaraan antar pasien. Ia menyayangkan masih banyak ambulans yang hanya beroperasi sebagai transportasi, tanpa memberikan pertolongan pertama di dalam kendaraan.
“Penanganan awal itu krusial. Harusnya pasien sudah mendapat tindakan sejak di dalam ambulans, bukan baru ditangani setelah sampai di IGD,” tegasnya.
Untuk itu, ia mendorong adanya revisi atau peningkatan pada standar operasional ambulans, termasuk kehadiran tenaga medis seperti perawat atau dokter dalam setiap armada.
“Khusus untuk kondisi gawat darurat, kita ingin ambulans benar-benar berfungsi penuh. Jangan sampai keterlambatan penanganan justru menyebabkan korban jiwa,” pungkas Ismail.(ADV/DPRDSAMARINDA/GB)



