Abdul Rohim Minta Revitalisasi Pasar Pagi Tidak Abaikan Pedagang Eksisting

SAMARINDA — Revitalisasi Pasar Pagi yang tengah dilaksanakan Pemerintah Kota Samarinda menuai perhatian dari DPRD Kota Samarinda. Anggota Komisi III, Abdul Rohim, mengingatkan agar proses penataan tersebut tetap mengedepankan hak-hak pedagang lama yang telah resmi berdagang di kawasan tersebut.
Ia menegaskan pentingnya jaminan tempat usaha bagi pedagang eksisting sebelum membuka peluang bagi pedagang baru.
“Pedagang yang sudah memiliki dokumen resmi dan lama berjualan di sana harus diberi prioritas. Penempatan mereka seharusnya dikembalikan ke posisi awal,” kata Rohim saat dikonfirmasi, Sabtu (28/6/2025).
Salah satu keluhan yang banyak disampaikan pedagang, menurut Rohim, adalah perubahan ukuran lapak yang dinilai lebih sempit dibanding sebelum renovasi. Kondisi ini dinilai menyulitkan aktivitas jual beli serta penyimpanan barang dagangan.
“Sebelumnya mereka bisa berjualan sekaligus menyimpan barang dagangan. Sekarang dengan lapak yang lebih sempit, ruang gerak makin terbatas,” ujarnya.
Meski demikian, Rohim menyambut baik upaya modernisasi pasar, termasuk pengembangan sistem penjualan berbasis digital seperti fitur live streaming. Namun ia mengingatkan agar transformasi digital tersebut tidak berdampak negatif terhadap pelaku pasar tradisional.
“Langkah digitalisasi tentu positif, tapi jangan sampai menggeser peran pedagang lama yang sudah bertahan bertahun-tahun menopang ekonomi lokal,” tambahnya.
Rohim juga menyoroti pentingnya transparansi dan partisipasi aktif pedagang dalam proses revitalisasi. Ia mendorong pemerintah kota agar lebih melibatkan pelaku usaha dalam setiap tahap perencanaan maupun eksekusi proyek.
“Harus ada ruang dialog antara pemerintah dan pedagang. Ini penting agar revitalisasi tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa revitalisasi Pasar Pagi seharusnya tidak mengubah karakter pasar sebagai pusat kegiatan ekonomi rakyat.
“Pasar Pagi memiliki identitas sebagai denyut ekonomi warga Samarinda. Kita mendukung pembenahan, tapi jangan sampai menghapus wajah aslinya,” pungkas Rohim.(ADV/DPRDSAMARINDA/GB)