ADVERTORIALBERITAKUTAI TIMUR

Bupati Kutim Luncurkan Program Penguatan Kader Posyandu untuk Integrasi Layanan Kesehatan Primer

Longtime.id – Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman, bersama Kepala Dinas Kesehatan dr Bahrani dan Kepala Puskesmas Teluk Lingga Sri Endarwati, mengumumkan inisiatif strategis untuk memperkuat pelayanan kesehatan di Kutai Timur. Dalam acara di Hotel Royal Victoria pada Sabtu (27/7/2024), Ardiansyah menjelaskan bahwa kader posyandu akan diperankan lebih aktif dalam mendukung program Integrasi Layanan Kesehatan Primer (ILP).

Bupati Ardiansyah menekankan pentingnya peran kader posyandu dalam menjangkau masyarakat yang belum menyadari pentingnya layanan kesehatan dasar. Dia mengungkapkan bahwa kader posyandu akan berperan aktif dalam mengunjungi rumah-rumah warga untuk meningkatkan kesadaran dan akses ke posyandu.

“Tugas dokter biasanya menunggu di rumah sakit atau klinik. Namun, kader posyandu yang aktif mendatangi rumah-rumah warga, mengajak mereka untuk datang ke posyandu,” ujar Ardiansyah.

Dalam langkah strategis ini, kader posyandu juga akan dimasukkan dalam program BPJS Ketenagakerjaan, yang direncanakan diluncurkan pada 17 Agustus 2024 dengan target 85 ribu penerima manfaat, meningkat dari 14 ribu pada tahun 2023. Bupati Ardiansyah berharap pencapaian target ini didukung oleh dana yang ada dan peran aktif kader.

“Semoga target ini bisa tercapai dengan dukungan keuangan yang ada,” kata Ardiansyah.

Selain itu, Ardiansyah menegaskan bahwa BPJS Kesehatan di Kutim telah melampaui 100 persen cakupan, meski masih ada warga yang belum sepenuhnya memahami program tersebut. Dengan adanya 1.700 kader posyandu di Kutim, Bupati berharap mereka dapat memberikan panduan yang bermanfaat kepada masyarakat.

“Meskipun jumlah kader ini masih relatif sedikit dibandingkan total penduduk, peran mereka sangat penting dalam mendukung kesehatan masyarakat,” ungkapnya.

Ardiansyah juga menyoroti pentingnya integrasi layanan kesehatan, termasuk untuk balita dan lansia. Program ini diharapkan dapat menciptakan sistem kesehatan yang lebih responsif dan inklusif di Kutai Timur. “Tidak hanya untuk balita tetapi juga lansia,” tegasnya. (Adv)

Print Friendly, PDF & Email

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
@media print { .stream-item-above-post } }