BONTANG

‘Tamparan’ bagi Pemkot Bontang, Warga Rela Patungan Sewa Alat Berat Atasi Banjir

Foto: Komisi III DPRD Bontang melakukan kunjungan ke RT 12 Api-Api yang merupakan salah satu daerah langganan banjir. (Dok. Longtime.id)

Longtime.id – Masalah banjir di Bontang masih menjadi momok masyarakat. Bukannya perhatian datang dari pemerintah, warga justru patungan menyewa alat berat demi meminimalisir permasalahan banjir.

Tanggung jawab pemangku kebijakan pun dipertanyakan. Setidaknya ada solusi yang diberikan untuk masyarakat. Banjir kiriman disebut bisa segera teratasi, asalkan fokus dan diseriusi.

“Ini ‘tamparan’ bagi pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif. Warga sampai menyewa alat sendiri. Seandainya serius, saya yakin bisa teratasi,” ujar Amir Tosina Ketua Komisi III DPRD Bontang, dalam kunjungan lokasi di RT 12 Api-Api, Senin (30/05/2022).

Sebagai contoh ketidakseriusan pemerintah menangani banjir. Dalam kunjungan itu, Amir Tosina menyaksikan parit yang tidak terawat dari dinas terkait, dalam hal ini Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkim) Bontang.

“Di mana tanggung jawab pemerintah? Saya tidak menyalahkan siapa-siapa, cuma kita harus kemabali ke tanggung jawab untuk masyarakat,” tegasnya di hadapan awak media usai kunjungan tersebut.

Wilayah RT 12 Api-Api itu diketahui menjadi langganan banjir. Bahkan baru-baru ini tinggi mencapai lebih 1 meter. Meski memiliki parit kurang lebih 100 meter, namun pengalirannya tidak maksimal. Sebab, saluran tersebut buntu dan dipenuhi banyak sampah.

“Perangkat pemerintah seperti kelurahan dan kecamatan, juga jarang turun melihat kondisi lapangan. Bagaimana mau melaporkan ke atasan kalau tidak tahu kondisi? Saya harap ini bisa menjadi catatan,” imbuhnya.

Abdul Samad yang juga merupakan anggota Komisi III mengajak secara bersama-sama agar memperhatikan masalah banjir. Menurutnya masyarakat sangat dirugikan ketika banjir datang setiap saat.

“Tentu berdampak pada kerusakan barang dan lainnya. Mari sama-sama bekerja agar banjir dapat tertangani,” tuturnya. Ia berjanji, 2022 ini akan memberikan anggaran melalui pokok pikiran (pokir) untuk penanganan banjir, namun nilainya tidak besar paling tidak dapat meminimalisir banjir.

Dari pemaparan perwakilan Dinas Perkim Bontang, tahun ini pemerintah telah merencanakan beberapa titik penganggaran penanggulangan banjir, namun terbatas.

Di lokasi yang sama, Ketua RT 12 Sulaiman menyampaikan keluhan soal banjir yang kerap menimpa wilayahnya itu. Dia mengatakan, penanganan banjir harus konsisten, paling tidak mampu meminimalisir masalah.

“Percuma bikin parit yang bagus tapi tidak maksimal untuk pengaliran air. Pihak kelurahan pun sangat jarang memantau lokasi, terakhir waktu banjir beberapa waktu lalu mereka datang,” sebutnya.

Sebelumnya, gerakan swadaya warga Bontang mengatasi masalah banjir terus meluas. Setelah sebelumnya, warga di RT 14 Kelurahan Api-Api iuran menyewa alat berat untuk keruk sungai. Giliran warga RT 32, ikut menggelar gotong royong.

Warga sukarela iuran untuk menyewa alat berat dan mobil dump truk. Wilayah yang dihuni 255 kepala keluarga ini menjadi daerah langganan banjir.

Mereka menggelar bersih-bersih endapan lumpur di saluran air Jalan KS Tubun selama 2 hari. Warga membersihkan endapan saluran drainase karena sedimen menumpuk hingga 1 meter. Supaya daya tampung air meningkat. (redaksi)

Print Friendly, PDF & Email

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
@media print { .stream-item-above-post } }