ADVERTORIALBERITABONTANG

SDN 001 Bontang Selatan Terapkan Pendekatan Fase dalam Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Longtime.id — SD Negeri 001 Bontang Selatan kini menjalankan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan pendekatan berbasis fase, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter siswa di setiap jenjang kelas. Kepala Sekolah SDN 001 Bontang Selatan, Novita Susyati, menjelaskan bahwa program ini bertujuan membangun karakter siswa melalui tema-tema yang dikembangkan sesuai tingkat kelas.

“Siswa kami diajak untuk mengenal dan menghargai perbedaan serta memahami kearifan lokal, sambil mengembangkan karakter positif sesuai nilai-nilai Pancasila,” kata Novita.

Fase A: Kelas 1 dan 2 – Mengenal Jati Diri dan Kebanggaan Diri

Pada Fase A, yang mencakup kelas 1 dan 2, tema besar yang diangkat adalah Bhinneka Tunggal Ika, dengan fokus pada pengenalan diri dan pengembangan rasa percaya diri.

“Di kelas 1, kami berfokus pada membangun rasa bangga menjadi diri sendiri. Anak-anak diajak untuk mengenali kelebihan dan kekurangan mereka, serta bersyukur atas apa yang dimiliki. Hal ini penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat sejak dini,” ujar Novita.

Fase B: Kelas 3 dan 4 – Menghargai Keberagaman

Untuk Fase B, yang terdiri dari kelas 3 dan 4, tema yang diusung berfokus pada penghargaan terhadap perbedaan di sekitar siswa. Program ini bertujuan mengajarkan anak untuk menghormati keragaman budaya, bahasa, dan kebiasaan, sehingga dapat mengurangi potensi bullying di sekolah.

“Di kelas ini, siswa berasal dari beragam latar belakang suku, seperti Bugis, Banjar, Jawa, hingga dari wilayah Indonesia Timur. Kami ingin menanamkan sikap saling menghargai dan memahami perbedaan, sehingga mereka tumbuh dengan karakter yang inklusif,” jelasnya.

Fase C: Kelas 5 dan 6 – Memahami Kearifan Lokal

Pada Fase C, yang meliputi kelas 5 dan 6, fokus utama adalah pengenalan kearifan lokal, terutama dalam hal makanan tradisional. Di kelas 5, siswa mempelajari berbagai makanan khas daerah di Indonesia, serta memahami makna dan filosofi di balik hidangan tersebut.

“Sebagai contoh, saat mempelajari tumpeng, siswa diajak untuk melihat bahwa hidangan ini bukan sekadar makanan, tetapi memiliki pesan budaya yang mendalam. Harapannya, siswa tidak hanya mengenal, tetapi juga mencintai kuliner khas Indonesia,” ungkap Novita.

Untuk kelas 6, program P5 lebih menekankan kreativitas dalam mengolah bahan makanan lokal, seperti tahu. Berdasarkan diskusi, banyak siswa mengaku kurang menyukai tahu. Guru kemudian mengarahkan mereka untuk menciptakan variasi makanan berbahan dasar tahu yang lebih menarik dan lezat.

“Ini menjadi kesempatan bagi siswa untuk berlatih kolaborasi dan mengasah kreativitas mereka, serta mengenal lebih dekat potensi bahan makanan lokal yang kaya manfaat,” tambah Novita.

Membentuk Karakter Berbasis Pancasila

Menurut Novita, tujuan utama P5 adalah membentuk karakter siswa yang tidak hanya mengenal diri mereka sendiri, tetapi juga mampu menghargai orang lain dan mencintai budaya Indonesia. Dengan pendekatan fase yang diterapkan, siswa dapat belajar secara praktis dan eksploratif, sehingga pemahaman mereka terhadap nilai-nilai Pancasila menjadi lebih mendalam.

“Kami merupakan sekolah adiwiyata yang ramah anak. Semua program disusun agar siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui P5, kami berharap anak-anak menjadi lebih terbuka, kreatif, dan bangga akan keberagaman Indonesia,” pungkas Novita. (Adv/Disdikbud Bontang)

Print Friendly, PDF & Email

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
@media print { .stream-item-above-post } }