(istimewa).
Longtime.id – SMAN 8 Samarinda adalah salah satu sekolah yang termasuk pelopor Kurikulum Merdeka di Kalimantan Timur, sebagai pelopor, secara umum Kepala SMAN 8 Samarinda, Nurhayati mengatakan kurikulum baru ini tidak berubah secara signifikan daripada Kurikulum terdahulu, tetapi lebih kepada pengembangan Kurikulum.
“Tidak total berbeda dari 2013 kok, tapi sifatnya pengembangan dan penyempurnaan dari K13,” ungkap Nurhayati.
Anggapan Nurhayati tersebut diselaraskan dengan beberapa kesamaan yang ada antara kurikulum merdeka dan K13, misalnya pembelajaran yang berfokus pada peserta didik dan keaktifan siswa, tetapi di Kurikulum mandiri ditambahkan agar membuat KBM menjadi menyenangkan untuk siswa.
Kendati dinilai mirip, Nurhayati menjelaskan tetap ada perbedaan yang terjadi, utamanya untuk sekolah SMA, terutama perihal penjurusan, jika sebelumnya saat kelas 10 nya sudah harus memilih jurusan IPA atau IPS, di Kurikulum merdeka mengatur kelas 10 untuk mempelajari hal umum layaknya SMP, kemudian saat kelas 11 nantinya barulah mereka dihadapkan dengan mata pelajaran wajib dan pilihan.
“Nanti akan terbagi menjadi 2 kelompok yakni mata pelajaran umum dan pilihan tadi,” jelas Nurhayati.
Nurhayati menyampaikan, sekolah akan memberikan minimal 7 mata pelajaran pilihan untuk dipilih, disesuaikan dengan alokasi guru yang ada, yang secara otomatis jika tidak ada gurunya mata pelajarannya tidak akan ditawarkan.
“Kembali lagi fleksibel sih kurikulum merdeka itu,” sambungnya.
Ditanya perihal kendala, Nurhayati mengatakan ada beberapa kendala yang kerap dihadapi, seperti banyaknya siswa yang memilih mata pelajaran yang gurunya tidak banyak sehingga mengharuskan pihaknya untuk membuat banyak kelas, akhirnya harus disesuaikan lagi dengan kapasitas guru yang ada.
“Kami menawarkan 9 mata pelajaran, tapi kami hanya punya 6 kelas, itu sudah nda match, nda bisa moving sudah, karena kelas tidak memadai,” pungkas Nurhayati. (ain/adv)
